Kalaupak Santa kehilangan karung ini, maka dia tidak bisa membagikan hadiah kepada anak-anak pada malam Natal nanti. Lalu, anak-anak menjadi kecewa. Mereka akan ngambek, merengek, menangis, bahkan ada yang menjadi nakal. Kalau sudah begitu, anak-anak itu akan kujadikan pengikutku. 78. Temuanmengenai struktur cerita dalam naskah drama Mega-mega karya Arifin C. Noer diuraikan sebagai berikut. Alur dan Pengaluran; Naskah drama Mega-mega karya Arifin C Noer memiliki tiga bagian. Bagian pertama berjudul Di Bawah Mega, sesama manusia sudah sepatutnya saling mengasihi dan menasihati. Layaknya tokoh Mae yang senantiasa Diamemberikan hidup dan nyawa-Nya bagi kita. Maukah kita memberikan hidup kita untuk mengasihi semua orang. Kasih itulah yang abadi dan tak pernah rusak. Kasih itu nyata melalui sikap kita untuk orang tua, anak - anak , saudara, teman dan semua orang. Allah telah mengasihi kita, mari kita wujud nyatakan kasih kita pada Tuhan dan sesama kita Mariundang Dia masuk kedalam hidup kita, kedalam hati kita, agar hidup kita diubahkan menjadi hidup yang lebih mengasihi Tuhan, lebih mengutamakan Tuhan dan menjadi hidup yang mengasihi sesama kita. Yesaya 60:1 "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu." TetapiTheresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya. Theresia juga menawarkan diri untuk melayani suster tua yang selalu bersungut-sungut dan banyak kali mengeluh karena sakitnya. Theresia berusaha melayani dia seolah-olah ia melayani Yesus. Ia percaya bahwa jika kita mengasihi sesama, kita juga mengasihi Yesus. Intidari drama ini adalah kebahagiaan tidak hanya didapatkan dari harta atau kekayaan tetapi dengan berbagi kepada sesama kita sudah menyenangkan Hati Tuhan. "Kasih Kita juga haru Berbagi dan Kasih Juga Peduli kepada Sesama". selesai by: Grandy, brenda, nael Xy5xH5. TEMA SIKAP TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMALATAR WAKTU SIANG HARI TEMPAT TERMINAL BUS SUASANA RAME NANDO SIMBOLON orang batak ALYSTA SURTI orang jawa ALVIRA MINAH tantenya SURTI ALAN PAK GURU omnya simbolon Di sebuah terminal bus , ada seorang wanita kampungan dan norak , ia sudah pasti berasal dari desa . Wanita tersebut membawa secarik surat berisikan alamat . Dia pun mulai kehausan karena cuacanya yang “ Aduuhh…. Malang kuwi ternyata panas pisan to…?, aq ngelak ki piye…. ?” sambil Bingung mencari penjual minuman dingin Lalu surti bertemu dengan simbolon surti pun ragu untuk bertanya , tapi surti segera memberanikan diri untuk bertanyaSurti “ Nyuwun sewu mas….. , ten mriki tumbas ngunjuk ten pundi enggeh ?”Simbolon dengan wajah bingung dan menggaruk-garuk kepala “Ngomong apa saja kau ini ?, Aku tak tau…. “Surti “ Masnya ki ngomong opo to ? aku ra mudeng”Simbolon “ tambah bingung kao gila , mimpi apa aku semalam bertemu dengan kao .”Surti “ Wes to mas , aq ki ngelak , aq kate tumbas ngunjukan , lek bade tumbas ten pundi ?Simbolon “emmm setau ku nganjuk itu ada di jawa…. , ohhhh kao dari nganjuk ??Surti “Haa.. ? kulo bade tumbas seng cidek* mawon , masa’ tumbas ngunjuk ing nganjuk to mas….. ? Lalu datanglah minah , dan menepuk bahu surti dari belakangMinah “ Surti ???”Surti Bulek minahh ………. ???”Minah “Injeh aq bulekmu , aq Minah …. mereka lalu berpelukanSimbolon “melihat dengan bingung dan garuk* kepala “Oo bundoo… anakmu ini salah apa dengan kao hingga aku bertemu dengan orang seperti ini bundoo..”Minah “ Kowe karo sopo nduk….. ?”Surti “ Kula piyambak…. .”Minah “Oalah , trus bocah iku sopo nduk ?”Surti “La nggeh niku , iku ngomong opo kula mboten ngertos , kula bingung .”Simbolon “Kau ngomong apa tentang aku…. , aku ini simbolon, bukan niku….. ,niku itu nama kerbau ku… Lalu datang Nicholas dengan terburu*Simbolon “ Hei kau , kau Nicholas kan ?”Nicholas “Emm rupanya kau Simbolon…. ,Simbolon “ya aq simbolon , aq yang selalu kau buat nangis saat di danau itu….”Nicholas “Simbolon …” Nicholas pun salaman dengan simbolon , emm tuynggu , ini siapa kao bawa siapa ini , Bundo mu tak seperti ini …”Simbolon “Ngawur saja kao , sapa pula yang punya bundo seperti ini ?”Nicholas “ terus ini siapa ?”Simbolon “ Aq tak tau ini orang aneh .”Nicholas “ Tunggu ini , sepertinya orang jawa .”Simbolon “ Memang kao bisa bahasa jawa , orang ini saja tidak bisa bahasa Indonesia .Nicholas “ Biar aku coba , Nyuwun sewu… niki sinten nggeh ..”Surti “ Oo Nggeh , Kula Surti , Niki bulek kulo Minah …”Nicholas “ Oo… niki simbolon , kula Nicholas , kowe ra iso bahasa indonesia to … ?Surti “ Kulo bahasa Indonesia niku saged tapi kulo bingung omongane siimm…boo..lon…nah niku “Nicholas “ Oo ngoten nggeh ..”Surti “ Nggeh “Nicholas Kenopo kowe ora ngomong nggawe bahasa Indonesia wae , niki kan kota , dadi ora ono seng ngerti bahsamu kuwi mengko .. “Surti “ Oo nggeh…Nicholas “ Coba kenalkan namamu kepada simbolon . “Surti “ Perkenalkan nama sa.. ya Surti, emmmm name mu sinten …. ? ehh maaf salah namamu siapa ?”Simbolon “ namaku simbolon , aq org batak “Minah Kowe biusa bahasa Indonesia to nduk.. ?SSurti “ Bisa dikit* bulek…”Minah “ Bagus , dengan kejadian ini kita bisa mengeti bahwa Indonesia tuh beragam budaya , bahasa suku dan agama jadi kita harus saling menghormatiNicholas Ya benar berarti kita harus bangga dengan Indonesia , Karena Indonesia memiliki keragaman suku , agama, bahasa & budaya yang berbeda mulai dari sabang hingga merauke.” 12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku kepadamu Kasihilah seorang akan yang lain.” Yoh. 1512-17 Pendahuluan Semakin Hari, Semakin Sulit Seseorang Mengasihi Sesamanya Pada Natal tahun ini, PGI-KWI mengambil tema dari Yoh. 1514-15 “Hiduplah Sebagai Sahabat bagi Semua Orang.” Apakah artinya menjadi “sahabat”? Kalau kita memperhatikan, ayat tersebut terletak di bagian yang diapit oleh perintah Tuhan Yesus pada ayat 12 dan ayat 17, yaitu “Hendaklah kalian saling mengasihi.” Secara singkat, menjadi sahabat bagi semua orang berarti mengasihi semua orang. Lalu, apakah mengasihi adalah hal yang mudah atau sulit? Pada waktu menjelaskan tentang keadaan manusia pada akhir zaman, Tuhan Yesus berfirman “Kejahatan akan menjalar sebegitu hebat sampai banyak orang tidak dapat lagi mengasihi” Mat. 2412 BIMK. Salah satu keadaan menjelang akhir zaman adalah, dengan bertambahnya dosa, manusia akan semakin sulit untuk mengasihi sesamanya. sumber gambar Perhatikan saja keadaan dunia sekarang ini. Semakin banyak keluarga yang broken home. Akibatnya, setelah dewasa, anak-anaknya akan sulit untuk mengasihi pasangannya dengan benar karena mereka tidak mendapatkan teladan dalam keluarganya. Kejahatan semakin marak, sehingga orang sering curiga dulu ketika akan berbuat baik. Persaingan usaha semakin sengit, sehingga orang malah senang melihat usaha saingannya tutup. Bahkan, demi keamanan diri, wajar terdengar nasihat yang bernuansa negatif, seperti “Jangan terlalu baik sama orang, nanti dimanfaatkan….” atau “Jangan bicara dengan orang yang tidak dikenal, ya, Nak…. Sekarang banyak penculikan.” Fenomena-fenomena tersebut menunjukkan bahwa mengasihi sesama semakin sulit untuk dilakukan oleh orang-orang masa kini. Kasih Merupakan Karakter yang Tidak Bisa Dilepaskan dari Orang Kristen Kalau demikian, apakah ada kondisi di mana kita sebagai orang Kristen boleh berhenti mengasihi? Dalam ayat 14 Tuhan Yesus berkata “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” Perintahnya apa? Mengasihi satu sama lain. Jadi, di sini Tuhan Yesus menyatakan bahwa kasih adalah karakteristik yang harus ada dalam diri orang Kristen. Tidak boleh berhenti. Harus dilakukan pada semua orang dan pada setiap keadaan. Lalu bagaimana ketika kita berhadapan dengan orang ataupun keadaan di mana kita sangat sulit untuk mengasihi? Kasih Kristen Tidak Bisa Dilepaskan dari Allah Satu hal yang perlu kita pahami dalam mengasihi sesama adalah konteks kita sebagai orang Kristen. Dalam 1Yoh 48 tertulis “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” Jadi, menurut Alkitab, kasih bukanlah konsep buatan manusia. Tetapi, kasih bersumber dari Allah, karena diri-Nya sendiri adalah kasih. Akibatnya, standar mengasihi secara alkitabiah juga bukan berdasarkan standar manusia, tetapi standar Allah. Sebagaimana Allah Bapa mengasihi Tuhan Yesus, begitulah Tuhan Yesus mengasihi kita. Dan sebagaimana Tuhan Yesus mengasihi kita, demikianlah kita harus mengasihi sesama kita. Inilah pemahaman yang harus kita miliki dulu sebelum mengasihi sesama. sumber gambar Kalau kita mencermati, perikop ini diawali dengan ajaran Tuhan Yesus sebagai pokok anggur dan kita adalah ranting-ranting-Nya Yoh. 151-8. Tanpa melekat pada pokok, ranting pasti akan mati. Tetapi ketika melekat pada pokok yang subur, maka ranting itu akan menerima nutrisi yang membuatnya bisa bertumbuh dan berbuah. Demikian pula ketika kita diminta untuk saling berbagi kasih, maka kita juga harus memahami bahwa untuk melakukannya, kita harus mendapatkannya dari Sumbernya terlebih dulu, yaitu Kristus. Barulah setelah itu, kita akan mampu mengasihi sesama, siapapun itu dan dalam keadaan bagaimanapun. Pengorbanan Kristus Memampukan Kita untuk Saling Mengasihi Saya teringat waktu masa sekolah dulu, ada pertandingan antargereja di kota kelahiran saya. Salah satu pesertanya adalah gereja yang jemaatnya terkenal dari kalangan elit. Seorang teman berkata, “Semua nomor bisa kita menangkan, hanya satu yang tidak bisa, yaitu catur. Karena otak kita kalah dengan mereka.” Sebagai wakil gereja di nomor catur, saya merasa tertantang. Saya akan membuktikan kepada teman-teman saya bahwa kami pun bisa lebih unggul dibanding mereka. Permainan demi permainan saya menangkan. Di babak final, saya melawan wakil dari gereja tersebut dan berhasil mengalahkannya. Kemenangan tersebut memang membuat saya sedikit bangga. Namun ada satu hal yang mengusik hati saya sampai sekarang. Ketika mencapai babak semifinal, saya berhadapan dengan kakak pembina rohani di gereja saya. Sebelum-sebelumnya, setiap kali melawan dia, saya selalu kalah. Jadi ketika tahu saya berhadapan dengan dia di semifinal, saya pun berpikir, saya pasti kalah. sumber gambar Tetapi apa yang terjadi? Pada langkah tertentu, kakak pembina rohani tersebut mengorbankan rajanya, padahal permainan masih jauh. Dia tahu, lawan terberat saya di turnamen tersebut adalah dirinya. Jadi dia rela mengorbankan diri supaya saya bisa menjuarai turnamen tersebut! Dari sosok kakak pembina rohani tersebut, saya belajar tentang mengasihi seperti Tuhan Yesus. Selama saya mengenal dia, sejak di gereja asal saya hingga menjadi ketua Persekutuan Mahasiswa Kristen, saya melihat bahwa dia selalu berkorban untuk orang lain. Dia selalu memberi jalan supaya orang lain bertumbuh dan menikmati kenyamanan, walaupun untuk itu dia harus berkorban, seperti pada turnamen catur tersebut. Orientasi hidupnya adalah orang lain, bukan diri sendiri. Inilah orientasi hidup yang Tuhan Yesus inginkan dalam diri kita. Perintah Tuhan Selalu Didahului oleh Anugerah Bukankah ini juga yang dilakukan Tuhan Yesus kepada kita? Tuhan Yesus tahu, kuasa dosa begitu mencengkeram manusia. Tidak mungkin manusia bisa melawan natur dosa yang ada dalam dirinya. Jika demikian, sampai kapanpun manusia tidak akan mampu melakukan perintah-perintah-Nya, termasuk dalam hal mengasihi. Maka dari itu, Tuhan Yesus rela meninggalkan kenyamanan surga, dilahirkan dari rahim seorang manusia, untuk menjalankan misi penebusan. Hanya dengan cara itulah, kuasa dosa dalam diri orang-orang yang percaya kepada-Nya dikalahkan. Seperti kakak pembina saya yang rela mengorbankan diri sehingga saya bisa memenangi turnamen itu, Tuhan Yesus juga mengorbankan diri-Nya supaya kita bisa menang melawan dosa. Termasuk, dosa dalam berhenti mengasihi. Dosa dalam berpikir bahwa ada orang-orang tertentu yang tidak perlu kita kasihi. Dosa dalam berpikir bahwa ada keadaan-keadaan tertentu ketika kita boleh tidak mengasihi. Jika kita perhatikan, perintah-perintah di dalam Alkitab standarnya lebih berat dibanding standar dunia. Misalnya, kita tidak hanya diperintahkan untuk mengasihi, namun juga mengasihi orang yang memusuhi kita. Tuhan Yesus berfirman “Kamu telah mendengar firman Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” Mat. 543-44. Berat sekali, bukan? Tetapi ingatlah, perintah-perintah di dalam Alkitab selalu disertai dengan anugerah Tuhan sehingga kita mampu menjalankannya. Buktinya, pada waktu Musa menerima sepuluh perintah Allah, Tuhan mengawalinya dengan kata-kata “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan” Kel. 202. Inilah anugerah! Kemudian, pada saat Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk saling mengasihi dalam perikop ini, Dia berfirman “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” ay. 12. Dia terlebih dulu mengasihi kita, barulah kita diminta mengasihi sesama. Semuanya itu menunjukkan bahwa Tuhan tidak mungkin memberikan perintah yang tidak sanggup kita lakukan. Seperti dalam kasus kakak pembina rohani saya tadi, yang percaya bahwa hanya dengan mengorbankan dirinya, saya bisa memenangi turnamen tersebut, Tuhan Yesus juga tahu, Dia harus mengorbankan diri dulu untuk mengalahkan kuasa dosa, sehingga para pengikut-Nya baru bisa melakukan perintah-perintah-Nya. Jadi, apakah perintah untuk mengasihi di dalam Alkitab adalah sulit? Benar, bahkan sangat sulit. Tetapi bagi kita yang telah menerima kasih Tuhan yang besar, perintah ini tidak sulit. Halangan terbesar untuk mengasihi sudah Tuhan kalahkan, yaitu kuasa dosa. Dan kuasa terbesar untuk mengasihi telah Tuhan berikan, yaitu kuasa Roh Kudus. Jangan Mengandalkan Diri dalam Mengasihi Sesama Dengan demikian, untuk mengasihi sesama, jangan lagi kita mengandalkan diri kita sendiri. Maksudnya bagaimana? Sering kali kita melihat kekurangan-kekurangan yang ada dalam hidup kita ataupun keburukan-keburukan yang ada dalam diri orang lain sebagai alasan untuk tidak mengasihi. “Bagaimana mungkin mengasihi, kalau pasangan saya masih seperti itu?” “Bagaimana bisa mencintai gereja, kalau isinya orang-orang seperti Si Anu, yang omongannya selalu menyakitkan hati?” “Bagaimana mungkin memerhatikan orang, sementara keadaan ekonomi keluarga kami sendiri masih morat-marit?” Di antara pembaca blog ini mungkin ada yang saldo ATM-nya tidak akan habis untuk dinikmati seumur hidup, tetapi mungkin ada juga yang tidak tahu bulan depan bagaimana menghidupi keluarganya. Ada juga yang keluarganya sangat harmonis, tetapi mungkin ada yang sangat merasakan kepahitan dengan orang sesama anggota keluarganya. Ada yang nyaman dengan kehidupan bergereja, tetapi mungkin ada juga yang sedang merasa sakit hati karena perlakuan sesama warga gereja. Tetapi, dalam keadaan-keadaan yang berbeda seperti itu, apakah kasih Kristus yang kita terima juga berbeda? Tidak. Tuhan Yesus telah memberikan hal yang paling puncak untuk Dia berikan, yaitu nyawa-Nya sendiri, demi menebus seluruh dosa kita. Semua orang yang percaya kepada-Nya mendapatkannya secara penuh! Jadi, kasih Tuhan yang kita terima sebenarnya sama saja. Maka dari itu, jika kita mengasihi sesama dengan berfokus pada kekurangan yang dialami oleh diri kita, atau berfokus pada keburukan orang lain, maka pasti suatu saat kita tidak akan sanggup mengasihi sesama. Terlalu berat. Tetapi kalau kita berfokus pada kasih Tuhan Yesus, yang tadinya terasa berat itu bisa tiba-tiba enteng. Saya memakai analogi demikian. Suatu saat, kita kehilangan sepeda motor kita di tempat kerja. Jika itu adalah kendaraan kita satu-satunya, masih nyicil, dan gaji kita pas-pasan, tentu ini adalah peristiwa yang sangat berat. Waktu pulang kerja, anak-anak mengajak main. Biasanya kita senang sekali melakukannya. Tetapi dengan peristiwa kehilangan tersebut, apakah kita masih mempunyai energi untuk mengasihi anak-anak kita? Mungkin saja tidak. Tetapi seandainya dalam perjalanan pulang, pikiran masih pusing, tiba-tiba kita menerima telepon dari seorang saudara. Dia mengatakan, akan mentransfer uang 100 juta sebagai hadiah Natal, karena dia baru mendapat proyek besar. Apa yang kita pikirkan? Semua kesedihan akibat kehilangan motor langsung hilang. Ketika tiba di rumah, walaupun baru kehilangan sepeda motor, tetapi bayangan akan uang 100 juta tersebut menghapus segala kesedihan kita. Kitapun dengan senang hati akan menerima ajakan bermain dari anak-anak kita. Lihat, demikianlah jika kita berfokus pada kasih Tuhan. Walaupun keadaan dunia sekitar seharusnya membuat kita sulit untuk mengasihi sesama, namun sukacita akan kasih Tuhan tersebut membuat kita mampu berbagi kasih kepada sesama. Jika hanya fokus pada sukacita dan kasih yang kita miliki secara manusiawi, pasti sangat terbatas. Namun jika berfokus pada sukacita dan kasih Tuhan, maka kita akan mendapatkan energi yang tidak terbatas untuk mengasihi orang lain. Penutup Jadi sebenarnya kita sulit mengasihi bukan karena kondisi kita yang berkekurangan, tetapi karena kehilangan fokus pada kasih Tuhan. Oleh sebab itu, ketika sulit mengasihi, marilah kita ingat kepada Pokok Anggur, yaitu Tuhan Yesus. Ketika sakit hati, marah, tertekan, sehingga kita sangat sulit mengasihi, tenangkan diri. Baca Alkitab. Berdoa. Jika kita menjadikannya sebagai kebiasaan, mustahil tidak ada nutrisi rohani yang kita dapatkan. Firman Tuhan dan Roh Kudus akan membuat kita mengenal kasih Kristus semakin dalam. Dan kalau kita sungguh-sungguh mengenal kasih Kristus, maka keadaan dunia seburuk apapun tidak akan membuat kita kehilangan kekuatan untuk mengasihi. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 004901 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7f0cdc1bb20a4b • Your IP • Performance & security by Cloudflare - Drama menggambarkan kehidupan serta watak manusia melalui tingkah laku yang dipentaskan di depan umum. Kisah yang diangkat bisa fiktif khayalan atau sesuai pementasan, drama harus dibuat naskahnya terlebih dahulu. Ini agar para pemain mengetahui alur cerita, penokohan serta dialognya. Menurut Duwi Purwati dalam buku Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Potensi Panduan Menulis Naskah Drama dengan Mudah 2020, dalam penulisan naskah drama perlu memperhatikan unsur-unsur drama, yakni Alur Alur merupakan rangkaian peristiwa dan konflik yang akan terjadi. Alur harus memuat konflik awal, perkembangan konflik hingga sering juga disebut jalan cerita, mulai dari awal hingga akhir. Umumnya alur cerita dimulai dari pengenalan tokoh, konflik hingga pemecahan masalah. Penokohan Penokohan dalam drama mencakup nama tokoh, jenis kelamin, watak serta lingkungan sosialnya. Penokohan sangatlah penting dan berpengaruh pada naskah drama. Penulis harus menentukan mana tokoh yang bersifat baik, tokoh yang menyebabkan konflik serta tokoh yang membantu menyelesaikan konflik. Baca juga Pengertian dan Karakteristik Drama Latar Latar merupakan keterangan tempat, waktu dan suasana dalam drama. Pemilihan latar perlu disesuaikan dengan jalannya cerita, agar penonton lebih memahami alur cerita. Latar tempat menggambarkan keterangan tempatnya. Latar waktu menggambarkan waktu terjadinya peristiwa. Latar suasana menggambarkan kondisi ketika peristiwa terjadi. Selasa, 8 September 2020 Baca 2 Korintus 18-11 18 Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. 19 Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. 110 Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi, 111 karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami. Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia c LAI 1974 Hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. —2 Korintus 19 “Apakah orang-orang masih mendoakanku?” Itu salah satu pertanyaan awal yang diajukan seorang misionaris kepada istrinya setiap kali ia dikunjungi di dalam penjara. Sang misionaris telah difitnah dan dipenjara selama dua tahun karena imannya kepada Tuhan. Hidupnya sering berada dalam bahaya karena kondisi dan kebencian yang dideritanya di penjara, dan umat Tuhan di berbagai penjuru dunia terus mendoakannya dengan sungguh-sungguh. Misionaris itu hanya ingin memastikan bahwa mereka tidak berhenti mendoakannya, karena ia percaya Allah memakai doa-doa mereka dengan cara yang luar biasa. Doa-doa kita untuk orang lain—khususnya mereka yang dianiaya karena iman—adalah anugerah yang sangat berarti. Paulus menyatakan hal ini ketika dalam surat kepada jemaat di Korintus ia menceritakan berbagai kesusahan yang dihadapinya dalam pelayanan mengabarkan Injil. Beban yang dipikulnya “begitu besar dan begitu berat, sehingga [ia] telah putus asa” 2Kor. 18. Namun, ia lalu menceritakan bagaimana Allah telah melepaskannya dan menjelaskan sarana yang dipakai-Nya untuk menolongnya “Kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi, karena kamu juga turut membantu mendoakan kami” penekanan ditambahkan. Allah berkarya melalui doa-doa kita untuk menggenapi perkara besar yang membawa kebaikan bagi hidup anak-anak-Nya. Salah satu cara terbaik mengasihi sesama adalah dengan mendoakan mereka, karena melalui itu kita membuka jalan bagi datangnya pertolongan yang hanya dapat diberikan oleh Allah. Ketika kita berdoa bagi orang lain, kita mengasihi mereka dalam kekuatan-Nya. Tiada yang lebih besar—dan lebih mengasihi—daripada Allah.—James Banks WAWASAN Rasul Paulus jelas memiliki relasi pasang-surut dengan jemaat Korintus. Dalam dua surat kepada mereka yang tercatat di dalam Alkitab, ia banyak mengoreksi berbagai perbuatan mereka sambil menanggapi beragam tuduhan atas dirinya dan serangan terhadap kerasulannya. Namun, meskipun ada konflik-konflik ini, Paulus memulai surat 2 Korintus dengan kata-kata penghiburan dari Allah untuk mereka 13-7. Kemudian, di bagian selanjutnya, ia bahkan menyatakan betapa mereka telah menghibur dirinya sekalipun ada kesulitan dalam hubungan mereka! 713. Paulus juga menceritakan sukacita yang dirasakannya ketika jemaat menghibur Titus, yang hatinya disegarkan oleh mereka. Sukacita Paulus “makin bertambah” saatg mengingat kerinduan, keluhan, dan kepedulian mereka kepadanya Sungguh menguatkan saat melihat bagaimana “Allah sumber segala penghiburan” 13 dapat memakai sarana dan pribadi yang tidak terduga untuk membawa penghiburan-Nya kepada kita.—Bill Crowder Bagaimana kamu mengasihi orang lain dengan doa-doamu? Apa saja yang dapat kamu lakukan agar lebih tekun mendoakan saudara-saudari seiman yang teraniaya karena iman mereka? Allah yang Mahakuasa dan Mahakasih, terima kasih untuk anugerah doa dan karya-karya-Mu melalui doa. Tolonglah aku untuk tekun mendoakan sesamaku hari ini! Bacaan Alkitab Setahun Amsal 3-5; 2 Korintus 1

naskah drama tentang mengasihi sesama